ITB, Pertamina, dan Pupuk Kujang Tandatangani Akta Pendirian Perusahaan PT Katalis Sinergi Indonesia
CIKAMPEK, itb.ac.id—Setelah melakukan perjanjian penandatanganan kerja sama pendirian perusahaan katalis bersama, kali ini pada Rabu (30/12/2020), PT Pupuk Kujang, PT Pertamina, dan PT Rekacipta Inovasi ITB melakukan Penandatanganan Akta Pendirian Perusahaan PT Katalis Sinergi Indonesia. Penandatanganan tersebut menandakan pabrik katalis merah putih akan segera beroperasi.
Akta pendirian perusahaan PT Katalis Sinergi Indonesia tersebut dilakukan oleh Direktur Utama PT Rekacipta Inovasi ITB Alam Indrawan, Direktur Utama PT Pertamina Lubricants Ageng Giriyono, dan Direktur Utama PT Pupuk Kujang Maryadi, pada Rabu (30/12/2020) di Cikampek, Jawa Barat.
Direktur PT Rekacipta Inovasi ITB Alam Indrawan mengatakan, dengan didirikannya perusahan tersebut akan banyak membantu masyarakat. Menurutnya kehadiran perusahaan ini juga menjadi bukti apresiasi hasil penelitian dihargai sebagai Hak Kekayaan Intelektual. Hal tersebut menurutnya dapat menjadi role model di seluruh kampus dan institusi penelitian di Indonesia.
Katalis Merah Putih dijelaskan Alam, merupakan satu-satunya di dunia, yang bisa memproduksi bahan bakar dari sawit. Hasil petani sawit nantinya bisa tersalurkan dalam produksi bahan bakar untuk kendaraan. “Berdirinya pabrik ini semoga bisa membawa manfaat yang lebih banyak lagi bagi masyarakat,” imbuh Alam.
Pendirian PT Katalis Sinergi Indonesia (KSI) sebagai perusahaan patungan penghasil katalis merupakan langkah kolaborasi yang ditempuh oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Perguruan Tinggi BHMN dalam rangka merealisasikan program pengembangan sumber daya energi berbasis kelapa sawit. Program tersebut tertuang dalam Program Strategis Nasional berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2020 yang sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Direktur Utama PT Pertamina Lubricants Ageng Giriyono menjelaskan, nantinya produksi katalis dari PT KSI akan berkontribusi sebesar ± 800 ton per tahun. Produk Katalis ini akan diserap sekitar 64 persen oleh Pertamina dan 34 persen dialokasikan untuk Oleochemical Plant.
Dengan pembangunan pabrik secara lokal diharapkan mampu mengurangi ketergantungan impor katalis secara signifikan, mempercepat lahirnya inovasi produk dan teknologi baru, membangun daya saing industri dalam negeri sekaligus meningkatkan kemandirian dan ketahanan energi bangsa Indonesia.
Direktur Utama PT Pupuk Kujang Maryadi menegaskan, katalis merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan kita, dan hampir semua industri memerlukan katalis. “Indonesia merupakan produsen sawit terbesar kedua di dunia setelah Malaysia. Berdirinya pabrik Katalis Merah Putih akan menjadi bukti bahwa bangsa Indonesia mampu menciptakan katalis sendiri tanpa tergantung negara lain,” ujar Maryadi. Ia berharap, pabrik Katalis Merah Putih dapat memberikan efek berganda bagi industri nasional di tengah hantaman berat akibat pandemi COVID-19.